Cerita Dewasa Pertama kali Kenal Sex

Cerita Dewasa Pertama kali Kenal Sex – Perkenalkan, aku Nadia. Aku ingin cerita masa-masa pertama kali aku mengenal seks, tepatnya waktu aku SMA. Waktu itu aku masih berumur 17 tahun, kelas 12.

Cerita Dewasa Pertama kali Kenal Sex

Ya, aku bersekolah di Kota Bogor. Setiap ke sekolah, aku mengenakan hijab. Kata orang aku cantik sih. Wkwkwkwk. Indikatornya, followers IG-ku sudah 12K. Hehehe. Tinggi dan berat badanku cukup ideal sih, yaitu 160/45, ya, walaupun masih terlihat agak kurus. Kulitku putih; ya, jelas saja, beberapa kali aku di-endors produk kecantikan terutama masker. Aku pun lumayan sering perawatan ke salon. Oh, ya, ukuran payudaraku 34b lumayan lah ya. Hehe…

Ok, aku langsung cerita deh.

Siang itu aku baru pulang sekolah. Bogor lagi panas-panasnya. Aku pun mengganti seragamku dengan tanktop (tanpa bra) dan boyshort dan langsung menjatuhkan diri tempat tidurku. Aku memang suka sekali berpakaian minim saat di rumah. Hanya ada dua orang laki-laki di rumahku: ayah dan kakakku. Jadi, aman jika aku berpakaian seperti ini.

Tak lama, seseorang mengetuk pintu kamarku. Tanpa kupersilakan masuk, ia sudah masuk.

Sasa: Hai, Nad!

Dia adalah Sasa, sahabatku. Bisa dibilang dia my partner in crime sejak SMA. Dia sudah ga perawan sejak kelas 9 SMP. Parah sih. Oh, ya, rumahnya tidak jauh dari rumahku. Dia memang sering nyolonong masuk rumahku, apalagi kamarku.

Aku: Sa, gw cape banget. Gw tidur dulu ya…
Sasa: Yaelah, kan gw mau main di sini. Masa maen sendirian.
Aku: Alah, biasa lo cuma mau numpang wifi-an di rumah gw.
Sasa: Hehehe…tau aja lo.

Aku pun setengah tertidur. Aku masih dengar Sasa; dia sedang berbicara melalui telepon. Awalnya mereka teleponan biasa. Namun, ada yang aneh dari perbincangan mereka.

Sasa kepada penelepon: Iya, sayang, aku lg mainin memek nih. Ah….

Mainin memek? Aku pun langsung membuka mataku. Aku lihat sasa sudah tidak mengenakan celananya dan memainkan memeknya: masturbasi. Ya, aku tahu, masturbasi sudah menjadi kebiasaannya.

Aku: Heh, ngapain lo? Kebiasaan!
Sasa: Ahhh… hehehe… ummhh… gapapa ini ada Nad (kepada penelepon).
Aku: Jangan di kasur gw donk!
Sasa: Yaudah gw pindah ke sofa ya.
Aku: Ih!

Aku melihat adegan demi adegan masturbasi atau phonesex yang dilakukan Sasa. Dia nampak sangat menikmati. Perlahan dia membuka kaosnya lalu branya. Yup, dia sudah telanjang bulat. Kadang-kadang ia melihat ke arahku seolah-olah ingin memamerkan tubuhnya dan apa yang dia lakukan.

Sasa: Nad, tolongin pegangin HP gw.

Ternyata, Sasa melakukan video call sex (VCS). Aku pun memegang HP-nya. Aku lihat di layar ada gambar penis yang sedang dikocok. Ya, itu temannya Sasa, namanya Wawan.

Wawan: Sa, kamu seksi banget, sayang, memek kamu indah banget. Aku sodok, sayang. Ah, ahh…
Sasa: Ah, enak, sayang! Ummhh…
Wawan: Temen kamu gapapa megangin HP?
Sasa: Gapapa. Gapapa kan, Nad?

Aku menganggukkan kepala. Namun, ada perasaan yang aneh. Jantungku degdegan. Memekku terasa gatal, lembab, dan licin. Apakah aku horny? Aku pikir aku… Ah, masa sih aku horny?

Tak lama, Sasa pun orgasme. Tubuhnya gelonjotan, kejang-kejang. Mungkin selama 1 menit itu terjadi. Tidak lama kemudian, dari layar HP aku melihat penis Wawan mengeluarkan sperma sambil mengerang, “Ah… Sa, aku keluar.” Baru pertama kali aku melihat semburan sperma. Aku takjub, sangat takjub!

Mereka pun akhirnya menyudahi video call sex itu.

Sasa: Gimana, Nad? Seru ga?
Aku: Hm, aneh sih.
Sasa: Aneh gimana?
Aku: Mungkin ga biasa aja liat lo telanjang sambil masturbasi.
Sasa: Lo horny ga?
Aku: Ga tau.
Sasa: Horny kan?
Aku: Ih, ngga koq.
Sasa: Tadi bilang “ga tau”, sekarang “ngga”. Gmn sih? Alim banget sih lo. Hehehe. Normal kali kalo horny.

Tiba-tiba Sasa video call-an dengan Wawan.

Sasa: Aa… ada yang mau ngobrol sama Aa. Nadia namanya.

Tiba-tiba, Sasa mengarahkan kameranya kepadaku. Aku pun refleks mengelak.

Aku: Ih, apaan sih, Sa. Ga mau ah! Gw ga pake kerudung.
Sasa: Yaelah cuma video call doank. Lo ga kenal dia juga kan.

Iya, Sasa benar juga. Kan cuma video call dan aku pun tak kenal Wawan.

Wawan: Hai, Nadia.
Aku: Hai.
Wawan: Cantik banget!
Aku: Makasih.
Wawan: Wah, putingnyaaaa…

Aku lupa, aku ga mengenakan bra. Sontak aku pun menutup dadaku dengan tangan.

Wawan: Ga usah ditutup segala. Santai aja kali.
Aku: Hm, ii…iya… (aku membiarkan putingku yang menonjol terekspos)
Wawan: Nah, kan jadi enak diliatnya.
Aku: Ii…iya…
Wawan: Kamu cantik banget.
Sasa: Cantikan mana sama aku?
Wawan: Nadia! Eh, sama-sama cantik koq.
Sasa: Ih, dasar! Ga aku kasih jatah lagi loh!
Wawan: Becanda ko becada, sayang…
Sasa: Katanya Lusi pengen ngerasain VCS.
Aku: Ih, apaan sih? Ngga!
Wawan: Hayu, Nad. Gapapa ko.
Sasa to Aku: Yaudah, kalo malu gw keluar kamar lo dulu deh. Biar lo bisa asik berduaan.
Aku: Ih, apaan sih, Sa?

Sasa pun keluar kamar. Kini hanya ada aku dan Wawan. Maksudnya, hanya aku dan Wawan yang video call-an.

Aku: Udah lama kenal sama Sasa?
Wawan: Lumayan sih. Udah 5 bulan.
Aku: Kenal di mana?
Wawan: Semprot.
Aku: Semprot apaan sih?
Wawan: Sejenis forum seks gitu, Nis.
Aku: Oh… Kirain di Wechat atau Tinder gitu…
Wawan: Bukan. Kamu suka main Wechat, Tinder gitu ya?
Aku: Iya, pernah nyoba tp aku hapus. Ga jelas.
Wawan: banyak cowo ga jelas ya?
Aku: Iya.

Cerita Dewasa Pertama kali Kenal Sex

Ternyata Wawan adalah orang Cianjur. Usianya sudah 34 tahun. Dia sudah menikah. Hubungan dia dengan Sasa merupakan hubungan teman biasa yang saling membutuhkan pelayanan seksual. Uniknya, dia tidak berniat bertemu dengan Sasa.

Wawan: Ga kepikiran ML sama Sasa sih. Hmm, mungkin karena dia masih SMA kali ya. Nadia udah pernah ML?
Aku: Belumlah.
Wawan: Wah, masih perawan donk!
Aku: Iya.
Wawan: Kalau masturbasi udah pernah?
Aku: Belum.
Wawan: Ah, serius belum pernah?
Aku: Iya, belum pernah.
Wawan: Mau nyoba?
Aku: Biar apa sih?
Wawan: Biar enaklah, Lus.
Aku: Hmm…
Wawan: Coba ikutin kata-kataku ya!
Aku: Maksudnya?
Wawan: Pokonya kalau aku suruh sesuatu, kamu harus lakuin.
Aku: Iii…iyaa…
Wawan: Releks ya, Nad. Masukin tangan kamu ke tanktop. Bagus. Sentuh puting kamu. Usap-usap!
Aku: Emmh, aneh, Kang.
Wawan: Geli ya?
Aku: Iya.
Wawan: Coba pilin deh puting kamu.
Aku: Ummh. Geli.
Wawan: Coba nikmatin, sayang. Kamu cantik banget. Ummh… Ekspresinya menafsuin banget. Uhh…
Aku: Ummh… Shhh… Kang…
Wawan: Sekarang tangan kiri kamu masuk ke celana. Elus-elus memek kamu, sayang.
Aku: Iya…
Wawan: Cari klitorisnya.
Aku: Eummhh… Uhhh…
Wawan: Dapet? (Aku pun mengangguk) Bagus. Elus terus, sayang. Enak kan? Udah basah?
Aku: Basah, Kang. Dari tadi sebenernya.
Wawan: Oh, bagus. Tadi kamu sange juga ya waktu liat Sasa.
Aku: Iya. Aku sange liat Sasa. Enak banget kayanya.
Wawan: Bayangin aku ada di kamar km. Aku cium kamu. Uh, cantik banget. Aku perawanin kamu ya?
Aku: Iya, Kang, mau.
Wawan: Elus terus memek kamu, sayang. Mainin klitorisnya.
Aku: Pengen pipis…
Wawan: Jangan ditahan, Nad
Aku: Ga kuat pengen pipis.

BACA JUGA : 

Sumpah, aku ga kuat. Ini pengalaman pertamaku masturbasi dan video call sex. Aku arahkan kamera HP-ku ke memekku. Memek perawanku yang masih jarang rambutnya nampak basah dan merah. Cairan pelumas mengalir. Kalau ada kontol yang hendak masuk ke memek pasti gampang banget karena pelumas itu seolah menyedot kontol. Namun, kontol itu akan tertahan oleh selaput dara. Andai saja ada kontol yang masuk ke memekku, aku pasti membiarkannya. Kontol siapa pun. Aku pasti membiarkannya masuk bahkan jika kontol itu adalah kontol ayahku, atau tukang bakso langgananku sekalipun.

Wawan: Bayangin aku entot kamu, sayang. Ah, enak banget! Kulit km putih banget. Mulus…
Aku: Ahh…ah…
Wawan: Mau ga jadi istri kedua aku, sayang? Uhhh, toket kamu gede ih putingnya merah lagi. Kamu kaya pemain bokep Jepang.
Aku: Aahh…Ahhh…mauuu…
Wawan: Aku entot kamh setiap hari. Di rumah ga boleh pake baju. Ahh…enaknya…
Aku: Nanti kalau ada tamu gimana?
Wawan: Biar mereka ngeliat kecantikan kamu, Lusi.
Aku: Kalau mereka mau ML sm Nadia gimana?
Wawan: Terserah Nadia aja. Kalau Nadia mau, aku izinin.
Aku: Aahh…uuhh…tamu kan raja. Kalau dia mau ML sama Nadia, Nadia harus mau.
Wawan: Kamu calon istri yang baik, Nis.

Waw, aku terbawa khayalan Kang Wawan. Khayalannya sangat liar. Ya, kan khayalan. Sah-sah aja kan?

Akhirnya, aku pun mencapai klimaks. Tubuhku bergetar seperti dibawa terbang dan dijatuhkan; dibawa terbang lagi dan dijatuhkan. Enak banget. Kang Wawan pun berhasil memuntahkan spermanya. Dia nampak puas karena spermanya banyak.

Wawan: Enak banget, Nad?
Aku: Iya… (masih lemes)
Wawan: Nanti kita lakuin lagi ya?
Aku: Heu…Terserah Kang Wawan.